JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melesat pada Jumat (12/12/2025) siang. Kenaikan itu dipicu hasil kebijakan The Fed pada pertemuan Federal Open Market Committee ( FOMC ) bulan Desember 2025.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 11.06 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini melesat sebesar 22 poin (0,13%) ke level Rp 16.654 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,03% di level 98,37.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (11/12/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup ditutup menguat 12 poin di level Rp 16.676.
Dikutip dari Antara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penguatan kurs rupiah dipicu hasil pertemuan Federal Open Market Committee ( FOMC ) bulan Desember 2025.
"The Fed memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,50-3,75% dan mengumumkan dimulainya kembali pembelian surat berharga Pemerintah AS senilai 40 miliar dolar AS," ucapnya.
Menurut dia, pasar menafsirkan langkah-langkah ini sebagai strategi keluar dari Quantitative Tightening (QT) The Fed, yang memicu pelemahan dolar AS secara luas.
Data AS
Kenaikan Initial Jobless Claims untuk pekan yang berakhir pada Sabtu (6/12/2025) menjadi 236 ribu dari 192 ribu, melampaui perkiraan konsensus sebesar 220 ribu, turut mempengaruhi pelemahan dolar AS.
"Ini menandai peningkatan mingguan terbesar sejak Maret 2020, memperkuat tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS," ungkap Josua.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.625 - 16.725 per dolar AS.
Menyusul pertemuan FOMC pada Desember 2025, turut membuat yield UST turun, sementara rupiah menguat. Hal ini mendukung penurunan yield SBN, khususnya pada tenor yang lebih pendek.
Yield SBN benchmark 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing berada di angka 5,63% (-3 basis points/bps), 6,18% (-1 bps), 6,46% (0 bps), dan 6,58% (0 bps) pada Kamis (11/12/2025).
Volume perdagangan obligasi pemerintah mencapai Rp19,98 triliun pada Rabu (10/11/2025), turun dari Rp 21,98 triliun yang tercatat pada sesi sebelumnya.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ