Pasokan Berlimpah, Kedelai CBOT di Jalur Penurunan Mingguan Kedua Beruntun

avatar
· Views 101
  • Harga kedelai turun untuk pekan kedua akibat pasokan global melimpah dan minimnya pembelian besar dari China.
  • Kontrak gandum dan jagung juga melemah, namun jagung masih mencatat kenaikan mingguan berkat ekspor AS yang kuat.
  • China dan pembeli lain mengonfirmasi pembelian kedelai AS, tetapi pasar tetap tertekan karena Brasil diproyeksikan panen rekor.

Ipotnews - Kedelai berjangka Chicago kembali melorot, Jumat, dan berada di jalur penurunan mingguan kedua, karena dukungan dari depresiasi dolar diimbangi pasokan yang melimpah dan keraguan China akan membeli cukup untuk membendung penurunan lebih lanjut.
Kontrak kedelai yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) melemah 0,23% atau USD2,50 menjadi USD1.100,25 per bushel pada pukul 14.02 WIB, mencatat penurunan 1,2% dibanding penutupan pekan lalu, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Canberra, Jumat (12/12).
Sementara itu, kontrak gandum CBOT turun tipis 0,09% atau 50 sen menjadi USD533,00 per bushel, dan berada di jalur kerugian mingguan, menandai pelemahan empat pekan berturut-turut akibat berlimpahnya pasokan global.
Harga jagung berjangka menyusut 0,11% atau 50 sen ke posisi USD446,00 per bushel, tetapi masih mencatat kenaikan mingguan berkat penjualan ekspor AS yang sehat.
Dolar AS stabil setelah melemah selama dua hari terakhir menyusul keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga dan memberikan panduan yang kurang agresif. Pelemahan dolar biasanya membuat komoditas AS lebih kompetitif di pasar ekspor.
Harga kedelai sempat menyentuh level tertinggi 17 bulan di USD1.169,50 pada November berkat optimisme bahwa China akan melakukan pembelian besar-besaran dari Amerika Serikat. Namun reli tersebut mereda setelah realisasi pembelian tidak sesuai harapan pelaku pasar.
Meski demikian, pada Kamis Departemen Pertanian Amerika ( USDA ) mengonfirmasi penjualan 264.000 ton kedelai ke China dan 226.000 ton ke tujuan yang tidak diungkapkan, serta 186.000 ton jagung ke pembeli yang juga tidak diidentifikasi.
Di sisi lain, stockpiler "pelat merah" China, Sinograin, menjual sebagian besar kedelai yang ditawarkan dalam lelang cadangan negara--langkah pertama dari serangkaian pelepasan stok yang diperkirakan membuka ruang bagi masuknya kedelai Amerika.
"China harus terus membeli dalam jumlah besar untuk menjaga harga tetap bertahan," kata Andrew Whitelaw, analis Episode 3. Dia menambahkan, pasokan global saat ini sangat mencukupi dan Brasil dalam waktu dekat akan memulai panen.
Brasil, produsen kedelai terbesar dunia, diperkirakan tetap mencatat panen rekor pada 2025-2026. Badan pangan Conab, Kamis, memangkas proyeksi panen sekitar 550.000 ton menjadi 177,12 juta ton, namun angka tersebut tetap menjadi yang tertinggi dalam sejarah. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Trả lời 0

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ

  • tradingContest