JAKARTA, investor.id -Bank Indonesia (BI) tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan suku bunga acuan ( BI-Rate ). Namun hal itu baru dapat dilakukan saat inflasi terjaga, rupiah stabil, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
"Kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga, besarnya berapa, waktunya kapan, nanti kami akan evaluasi dari setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan ke bulan berikutnya," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2025 yang berlangsung secara virtual pada Rabu (17/12/2025).
Selama tahun 2025 ini BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 basis poin (bps). Bila dirinci, pemangkasan dilakukan bank sentral sebesar 25 bps masing-masing pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025. Dalam RDG pada Desember 2025 ini, BI-Rate dipertahankan sebesar 4,75% dan merupakan level terendah sejak tahun 2022.
Seiring dengan keputusan mempertahankan BI-Rate , suku bunga Deposit Facility tetap 3,75% dan suku bunga Lending Facility tak berubah menjadi sebesar 5,50%. Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian global dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini untuk menjaga stabilitas dan mendorong perekonomian nasional.
"Tentu saja, tingkat penurunan maupun waktunya akan kami evaluasi dari bulan ke bulan melalui asesmen, baik dari sisi inflasinya pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas diri tukar, maupun juga kondisi moneter yang lain," tegas Perry.
Dia mengatakan BI terus mendorong efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter terhadap penurunan suku bunga perbankan. Pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh Bank Indonesia dan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) Pemerintah di perbankan perlu diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan lebih cepat.
Seiring dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 basis poin selama tahun 2025 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA turun sebesar 191 bps dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 4,12% pada 16 Desember 2025. Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 226 basis poin, 226 basis poin, dan 228 basis poin sejak awal Januari 2025 menjadi 4,90%; 4,94%; dan 4,98% pada 12 Desember 2025.
Transmisi penurunan BI-Rate terhadap suku bunga perbankan terus berlanjut, terutama pada suku bunga dana. Suku bunga deposito 1 bulan turun sebesar 67 basis poin dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,14% pada November 2025.
"Namun, penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat dan karenanya perlu terus didorong, yaitu sebesar 24 bps dari 9,20% pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96% pada November 2025," urai Perry.
Mengenai upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Perry mengatakan hal tersebut akan dilakukan melalui intervensi baik transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri maupun transaksi spot , dan Domestic Non-Deliverable Forward ( DNDF ) di pasar domestik. Strategi ini disertai dengan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
"Stabilisasi nilai tukar rupiah terus kami lakukan, karena ketidakpastian global yang masih tinggi. Caranya bagaimana? melalui intervensi di pasar luar negeri, baik pasar Asia, Eropa, maupun Amerika Serikat, around the clock , dan around the world , maupun intervensi di pasar valas domestik," demikian tutur Perry.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ