
Menjelang perayaan Hari Kemerdekaan ke-80, pasar keuangan Indonesia justru diterpa tekanan. Dana asing dilaporkan terus mengalir keluar (capital outflow) dari pasar domestik, baik di saham, obligasi, maupun instrumen jangka pendek Bank Indonesia.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sepanjang 28–31 Juli 2025, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) di semua instrumen keuangan:
- Rp2,27 triliun di pasar saham,
- Rp1,37 triliun di Surat Berharga Negara (SBN),
- Rp12,6 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Total sepanjang Juli saja, dana asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai lebih dari Rp45,93 triliun. Dan tren ini berlanjut ke awal Agustus, di mana asing kembali mencatat net sell sebesar Rp1,74 triliun hanya dalam dua hari (1–2 Agustus).
Sentimen Global Jadi Biang Kerok
Kepala Ekonom BCA, David Sumual, menyebut tekanan ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan global, terutama perubahan arah kebijakan moneter AS. Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan serta sikap hawkish bank sentral AS (The Fed) telah mengurangi harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Namun, revisi mengejutkan dari data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu langsung mengubah arah sentimen. Harapan pun kembali muncul bahwa pemangkasan suku bunga The Fed bisa terjadi pada pertemuan September mendatang.
“Saat ini, fluktuasi pasar lebih didorong naik-turunnya ekspektasi terhadap arah kebijakan The Fed,” ujar David
PDB RI dan Tarif AS Jadi Sorotan
Di sisi lain, pelaku pasar juga sedang menanti data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal II yang dinilai kurang menggembirakan. Kekhawatiran akan melambatnya ekspor juga muncul akibat kebijakan tarif baru dari AS terhadap negara mitra dagang.
“Outlook PDB kuartal kedua tidak terlalu meyakinkan, ditambah tekanan tarif bisa mempersempit ruang ekspor kita,” lanjut David.
Investor Global Main Aman, Beralih ke Safe Haven
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menambahkan bahwa banyak investor global kini mengalihkan dana mereka ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah AS (US Treasury), menyusul membaiknya ekonomi Negeri Paman Sam. Pertumbuhan ekonomi AS kuartal II yang mencapai 3% dan data tenaga kerja yang solid membuat investor lebih berhati-hati mengambil risiko di pasar negara berkembang.
Hal ini berdampak pada pasar Indonesia, yang mengalami kenaikan yield obligasi dan pelemahan indeks harga obligasi sebesar 0,11% pada akhir Juli. Tekanan juga dirasakan pada nilai tukar rupiah, meskipun tidak terlalu tajam.
Namun, Ada Sisi Terang di Tengah Tekanan
Meski asing hengkang, Josua melihat beberapa indikator domestik tetap menunjukkan ketahanan:
- Inflasi Juli 2025 masih terkendali di level 2,37% (year-on-year),
- Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 62 bulan berturut-turut,
- Dan bank-bank domestik aktif menyerap SBN hingga lebih dari Rp50 triliun di pekan terakhir Juli.
Ke depan, Josua optimistis pasar keuangan Indonesia masih punya peluang rebound. Penurunan tarif AS terhadap produk Indonesia dari 32% menjadi 19% disebutnya bisa mengurangi tekanan pada rupiah dan membuka peluang penguatan dalam tiga bulan ke depan, terutama jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga lebih agresif hingga 75 basis poin tahun ini.
Kesimpulan: Outflow Belum Akhir Segalanya
Keluarnya dana asing dari pasar Indonesia memang menjadi perhatian, namun para analis menilai kondisi ini masih dalam batas wajar. Selama fundamental ekonomi domestik tetap terjaga dan sentimen global membaik, arus dana asing bisa kembali masuk dalam beberapa bulan mendatang.
Yang perlu diperhatikan saat ini adalah perkembangan negosiasi dagang global, arah suku bunga The Fed, dan rilis data ekonomi dalam negeri.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()