IHSG Dibuka Melemah Hari Ini, Sentimen Penurunan BI Rate Mulai Meredup?

avatar
· Views 109

IHSG Dibuka Melemah Hari Ini, Sentimen Penurunan BI Rate Mulai Meredup?


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona merah pada perdagangan Kamis pagi (21/8/2025). IHSG terkoreksi 0,51% atau turun 39 poin ke level 7.903,29 di awal sesi pertama. Tak lama setelah pembukaan, pelemahan indeks semakin dalam.

Pada awal perdagangan tercatat 248 saham naik, 55 turun, dan 286 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp261,6 miliar, dengan total 553 juta saham berpindah tangan dalam 26.775 kali transaksi.


Sentimen Utama: Penurunan BI Rate

Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% masih menjadi perhatian utama pasar. Suku bunga Deposit Facility ikut turun ke 4,25%, sementara Lending Facility turun menjadi 5,75%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, langkah ini diambil karena inflasi 2025–2026 diperkirakan tetap rendah pada kisaran sasaran 2,5±1%, stabilitas Rupiah terjaga, serta adanya kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/8/2025).


Ia menambahkan, pemangkasan BI Rate juga memperhitungkan tekanan global akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan dan pelemahan aktivitas perdagangan internasional. Meski begitu, ekonomi domestik menunjukkan tren positif. Ekonomi kuartal II 2025 tumbuh 5,12% (yoy), lebih tinggi dari kuartal I yang sebesar 4,87% (yoy). Dengan capaian tersebut, pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4%.


Fokus Pasar: Transaksi Berjalan & NPI

Selain BI Rate, investor hari ini juga menunggu rilis data neraca transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II, yang dianggap sebagai indikator penting stabilitas eksternal Indonesia.


Sentimen Global

Dari luar negeri, sejumlah faktor global ikut membayangi:


  • China mempertahankan suku bunga acuannya, menegaskan arah stimulus fiskal Beijing.
  • Inggris menghadapi inflasi yang kembali meningkat, memberi tekanan tambahan pada Bank of England.
  • Jepang mencatat kejutan dengan kembali masuk defisit neraca dagang akibat lemahnya ekspor dan menurunnya permintaan dari AS maupun China.


Tak kalah penting, pelaku pasar juga menantikan hasil risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juli, yang dirilis Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.


#SahamIndonesia##indonesia#

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest